Sihir Perempuan adalah kumpulan dongeng gelap tentang perempuan-perempuan yang tak patuh.
Dalam Sihir Perempuan, Intan Paramaditha mengolah genre horor, mitos, dan cerita-cerita lama dengan perspektif feminis. Buku ini pertama kali diterbitkan Katakita tahun 2005 dan meraih penghargaan 5 besar Khatulistiwa Literary Award (Kusala Sastra Khatulistiwa). Setelah 12 tahun, Sihir Perempuan akan diterbitkan ulang oleh Gramedia Pustaka Utama (April 2017) dengan kemasan baru dan ilustrasi untuk tiap cerita oleh Emte.
Pemintal Kegelapan
Mobil Jenazah
Pintu Merah
Mak Ipah dan Bunga-Bunga
Misteri Polaroid
Jeritan dalam Botol
Sejak Porselen Berpipi Merah itu Pecah
Darah
Sang Ratu
Perempuan bisa menjadi apa saja: ibu, anak, karyawati yang baik, hingga boneka porselen. Namun dalam buku yang menghadirkan 11 cerita pendek ini, peran-peran yang seharusnya nyaman justru diteror oleh lanskap kelam penuh hantu gentayangan, vampir, dan pembunuh. Di sinilah perempuan dan pengalamannya yang beriak dan berdarah terpintal dalam kegelapan.
Hantu-hantu, darah, dan kegelapan ternyata adalah bagian yang sangat penting dari kehidupan kelas menengah kita. Itulah yang mengagetkan dari cerpen-cerpen Intan Paramaditha. Penulis ini berhasil menjadikan cerita hantu sebagai genre terhormat yang bisa menjangkau orang muda penonton MTV sampai kritikus sastra yang gandrung teori.
Hantu-hantu, darah, dan kegelapan ternyata adalah bagian yang sangat penting dari kehidupan kelas menengah kita. Itulah yang mengagetkan dari cerpen-cerpen Intan Paramaditha. Penulis ini berhasil menjadikan cerita hantu sebagai genre terhormat yang bisa menjangkau orang muda penonton MTV sampai kritikus sastra yang gandrung teori.
Nirwan Dewanto
Intan membalik mitos Cinderella, Perempuan Super, Janda Penggoda, dengan sudut penceritaan yang tak terduga. Cerita-cerita lama, genre horor, misteri, dan dongeng disulap menjadi tragedi relasi antar-manusia. Intan Paramaditha, feminis tanpa jargon, pencerita yang menguasai seninya.
Melani Budianta
Review
Budiman, Manneke. “Mencari Ruang Simbolik dalam Laluba, Kuda Terbang Maria Pinto dan Sihir Perempuan.” dalam Lisabona Rahman, ed. Pola dan Silangan: Jender dalam Teks Indonesia. Jakarta: Yayasan Kalam, 2007, hal. 127-160
Bramantio. “Suara-suara Perempuan yang Terbungkam dalam Sihir Perempuan.” Tamsil zaman citra: bunga rampai pemenang sayembara kritik sastra Dewan Kesenian Jakarta 2007. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta, 2007.
Budiman, Manneke. “Sihir yang Membebaskan: Demistifikasi Perempuan Patriarki dalam Sihir Perempuan.” SUSASTRA, Jurnal Ilmu Sastra dan Budaya 1.2, Desember 2005, hal. 167-174.
Adian, Donny Gahral. “Teror Itu Bernama Perempuan.” Makalah untuk diskusi buku Reader’s Digest di Aksara Bookstore, 5 Agustus 2005.
Chusnato. “Perempuan yang Menyihir.” Kompas, 26 Juni 2005.
Berita & acara
“Pemintal Kegelapan” (Spinner of Darkness) in I-Lit: Indonesian Literature in Translation, 2012.
“Vampir” – short story reading at the Utan Kayu Literary Biennale, 2007.
Pembacaan cerpen di Senja Sastra Dewan Kesenian Jakarta, 2006.
Khatulistiwa Literary Award shortlist, 2005.
Diskusi buku Sihir Perempuan, Aksara Bookstore, 2005.
Sihir Perempuan on Goodreads
Mencekam, tak terduga, Intan memberi tafsir baru pada mitos maupun tahyul untuk mengurai kelamnya nasib perempuan.
Mencekam, tak terduga, Intan memberi tafsir baru pada mitos maupun tahyul untuk mengurai kelamnya nasib perempuan.
Linda Christanty